Senin, 10 Desember 2012

Kuasa Lidah

Amsal 18:21
Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.
Kitab Amsal berkata bahwa lidah dapat menentukan kehidupan atau kematian. Banyak orang yang menderita luka jiwa yang dalam karena lidah. Lidah memang salah satu anggota tubuh yang paling banyak berbuat dosa. Oleh sebab itu, kita perlu belajar menggunakan lidah kita dengan positif sehingga orang yang mendengar apa yang diucapkan oleh lidah akan beroleh kasih karunia dan kehidupan.
Di hari peringatan kemerdekaan negara kita Indonesia ini, kita juga perlu mengingat bahwa lidah kita bisa memberkati atau mengutuk. Seringkali kondisi negara dan aparat pemerintahannya yang menurut kita sudah rusak dan sangat parah membuat kita mengucapkan banyak kutukan. Mulai dari tentang ketidakadilan, korupsi, kemacetan, tindakan tidak bermoral, kemiskinan, dan lainnya. Sadarkah Anda bahwa keluhan dan kutukan Anda itu tidak akan membuat Indonesia semakin baik tapi malah semakin buruk? Lidah Anda mempunyai kuasa! Bagaimana Anda mempertanggungjawabkan perkataan Anda tentang negara dimana Tuhan telah menempatkan Anda sebagai garam dan terang di dalamnya?
Karakter dan keadaan suatu negara dibangun oleh setiap warga negaranya, bukan hanya aparat pemerintahan, tapi semua orang yang tinggal di negara itu, ya, dan itu artinya termasuk Anda! Mungkin Anda akan berkata, “Tapi apa artinya kalau hanya 1 orang yang berbuat benar sementara yang lain berbuat tidak benar?” Anda tidak akan pernah tahu sebelum Anda melakukannya. Perubahan itu dimulai dari dalam, dari diri kita sendiri dahulu. Dari sanalah kita dapat menjadi terang dan garam yang mempengaruhi lingkungan kita, termasuk orang lain.
Tuhan tidak pernah menuntut kita harus menyelamatkan seluruh bangsa. Bahkan karya penebusanNya di salib juga tidak membuat semua penghuni bumi ini bertobat, karena dalam semua hal setiap orang mempunyai kehendak bebas. Tapi adalah tanggung jawab kita untuk melakukan apa yang benar, untuk menjadi teladan, walupun itu dimulai dari hal yang sepele seperti menjaga kebersihan. Bayangkan apa yang bisa terjadi jika dimulai dari Anda, orang-orang dalam lingkungan Anda mulai berubah, lalu lingkungan yang lebih luas lagi berubah, semakin banyak orang berubah, akhirnya dengan sendirinya karakter negara itu juga akan berubah. Siapkah Anda memberkati Indonesia dengan perkataan dan perbuatan Anda?
Berhenti mengeluh dan mengutuk, berkatilah Indonesia dengan perkataan dan perbuatan Anda.
READ MORE - Kuasa Lidah

Menjaga Lidah

Seorang guru tengah menjelaskan kepada para muridnya tentang kekuatan kata-kata terhadap reaksi seseorang. Seorang muridnya berdiri dan memprotes, “Saya tidak setuju, Guru. Mana mungkin kata-kata punya efek besar terhadap diri kita!” Sang Guru membentak, “Duduk! Dasar anak bodoh!” Muka murid itu merah padam, malu bercampur marah, “Saya tidak menyangka Guru bisa berkata sekasar itu.” Sang guru berkata dengan suara lembut, “Maafkan saya yang terbawa perasaan. Saya benar-benar menyesal.” Murid itu pun menjadi tenang. Kemudian sang guru berkata lagi, “Lihat, hanya diperlukan beberapa kata untuk membangkitkan amarahmu dan dibutuhkan beberapa kata juga untuk menenangkan dirimu. Itulah kekuatan kata-kata!”

Tidak sedikit masalah yang terjadi dalam hidup kita bersumber dari ketidakmampuan kita memilih kata-kata yang keluar dari mulut. Firman Tuhan hari ini mengingatkan, betapa berbahayanya jika kita tidak mampu menguasai lidah kita; tidak bijak memilih dan memilah perkataan yang terucap. Yakobus membandingkan lidah dengan api, yang walaupun kecil, dapat membakar hutan yang besar (ayat 5). Api bisa bermanfaat, tetapi juga bisa menghanguskan. Seperti itulah lidah.


Maka, betapa pentingnya kita mengendalikan lidah. Berkata-kata hanya kalau itu bermanfaat, membawa berkat—meneduhkan, menghibur, menguatkan, memotivasi. Sebaliknya, kalau kita tahu itu tidak ada faedahnya apa-apa, tidak jelas kebenarannya, bahkan mungkin menyakiti orang lain, mendemotivasi, membuat perpecahan dan memanaskan suasana, lebih baik kita tidak usah berbicara. Dalam situasi demikian, diam berarti emas.


MENGGAPAI KETENANGAN DAN KEMATANGAN HIDUP BISA DIMULAI DENGAN MENGENDALIKAN LIDAH
READ MORE - Menjaga Lidah

Doa Adalah Nafas Hidup Kita

Roma 12:9-21
"Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!"  Roma 12:12

Alkitab tidak pernah berhenti menasihati agar kita selalu bertekun di dalam doa.  Itulah yang dikehendaki Tuhan!  Banyak orang Kristen yang merasa dan menjadikan doa sebagai suatu hal yang sulit dilakukan.  Sehari ada 24 jam, tapi rasa-rasanya kita sulit menyediakan waktu;  jangankan 1 jam, beberapa menit saja kita sepertinya tak mampu, padahal berdoa itu sangat penting dan harus menjadi bagian hidup kita.  Bagi orang percaya, doa itu menjadi nafas hidup!  Bayangkan jika kita tidak dapat bernafas beberapa menit saja kita pasti akan mati.  Tanpa doa kita pun akan mengalami kematian rohani.  Terlebih di masa-masa sulit sekarang ini, masihkah kita tidak mau berdoa?  "Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau dapat ditemui; sesungguhnya pada waktu banjir besar terjadi, itu tidak melandanya."  (Mazmur 32:6).  Karena itu doa harus menjadi prioritas agar kerohanian kita mengalami kemajuan dan kuat di segala keadaan.

     Apa sebenarnya yang terjadi ketika kita berdoa?  Kita berkomunikasi dengan Tuhan;  suatu hubungan yang intim/akrab antara kita sebagai anak dengan Tuhan sebagai Bapa kita.  Hubungan ini bersifat dua arah: kita mencurahkan isi hati kita kepada Tuhan dan kita memberi kesempatan Dia berbicara kepada kita.  Seringkali yang terjadi kita hanya berdoa ketika rincian kebutuhan kita sudah menumpuk tanpa mempedulikan apa yang Tuhan mau.  Ketika kita mendisiplinkan diri dalam hal berdoa, kita akan semakin dewasa rohani sehingga kita pun semakin mengenal Tuhan dan semakin mengerti kehendakNya atas kita.  Kehebatan pelayanan Tuhan Yesus bukanlah karena Ia mengandalkan keberadaanNya sebagai Anak Allah, tetapi sebagai Anak Manusia yang senantiasa mengandalkan BapaNya melalui doa-doaNa.  Ia tidak pernah melewatkan waktuNya tanpa doa.  KehidupanNya selama di bumi penuh dengan doa.

     Jikalau kita ingin hidup seperti Tuhan Yesus tidak ada jalan lain selain kita harus mendisplinkan diri dalam hal berdoa.  Ia berkata,  "Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu."  (Yohanes 14:12).

Disiplin dalam berdoa adalah kunci kemenangan orang percaya!
READ MORE - Doa Adalah Nafas Hidup Kita

Doa Itu Penting

Efesus 6:10-20
Dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh. - Efesus 6:18a

Suatu waktu di gereja, seorang pendeta bertanya kepada satu keluarga, “Apakah kalian melakukan doa bersama?” “Maaf, Pak pendeta,” jawab kepala keluarga itu, “kami tidak punya waktu untuk itu.” Pendeta itu berkata, “Seandainya kamu tahu salah seorang anakmu akan sakit, apakah kalian tidak akan berdoa bersama memohon kesembuhannya?” “Oh, tentu kami akan berdoa,” jawab sang ayah. “Seandainya kamu tahu bahwa ketika kamu tidak berdoa bersama, salah satu anakmu akan terluka dalam kecelakaan, apakah kamu tidak akan berdoa bersama?” “Kami pasti akan melakukannya.” “Seandainya untuk tiap hari ketika kamu lupa berdoa, kamu akan dihukum lima ratus ribu, apakah kamu akan berdoa?” “Tentu Pak, kami akan berdoa bersama. Tapi maaf, apa maksud pertanyaan-pertanyaan tadi?” “Begini Pak, saya pikir masalah keluarga Anda bukan soal waktu. Buktinya Anda ternyata selalu punya waktu untuk berdoa. Masalahnya adalah, Anda tidak menganggap doa keluarga itu penting, sepenting membayar denda atau menjaga agar anak-anak tetap sehat.”
READ MORE - Doa Itu Penting

Bersiap Untuk Menjelang Hari Natal

Matius 3:2
"Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!"

Tidak terasa kita sudah kembali memasuki bulan terakhir di tahun 2010. Ini adalah bulan yang sangat bermakna bagi umat Kristiani karena di bulan inilah kita merayakan kelahiran Yesus Kristus, Tuhan dan Juru Selamat yang telah membebaskan kita dari belenggu kutuk dan dosa sehingga dilayakkan untuk masuk ke tahta Allah, bertemu denganNya dan mendapatkan janji keselamatan. Bulan Desember biasanya dirayakan banyak orang dengan persiapan-persiapan pesta menjelang Natal. Sebentar lagi kita akan sibuk mempersiapkan kado, membeli dan membungkus, mendirikan pohon terang, bersiap-siap untuk berlibur bersama keluarga, atau melihat-lihat katalog diskon yang akan sangat ramai menjelang perayaan Natal. 

Ada sesuatu yang lebih penting untuk kita persiapkan menjelang perayaan kelahiran Yesus. Yohanes Pembaptis adalah nabi yang ditugaskan untuk mempersiapkan jalan untuk kedatangan Tuhan turun ke bumi untuk melakukan pelayanan dan misi penyelamatan. Yohanes berseru:"Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!" (Matius 3:2). "Repent, for the kingdom of heaven is at hand!" katanya. Dan Matius mencatat bahwa "Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: "Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya."(ay 3). Apa yang dikatakan Matius adalah mengingatkan kembali tentang nubuat nabi Yesaya sekian ratus tahun sebelumnya. "Ada suara yang berseru-seru: "Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!" (Yesaya 40:4). Nubuat ini kemudian kembali diulang oleh Maleakhi."Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam." (Maleakhi 3:1). 

Apa sebenarnya yang harus dipersiapkan? Melanjutkan ayat dalam Yesaya di atas, kita bisa melihat pesan Tuhan mengenai apa yang harus kita persiapkan. "Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran; maka kemuliaan TUHAN akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama; sungguh, TUHAN sendiri telah mengatakannya." (Yesaya 40:4-5). Kita harusmempersiapkan diri kita, terlebih hati kita menjelang memperingati kelahiran Kristus di bulan ini. Meratakan segala yang berbukit, berliku, membersihkan segala kotoran dalam hati kita sangat penting untuk kita persiapkan. Dan Yohanes Pembaptis menggambarkannya dengan sebuah kata yang singkat, "bertobatlah." 

READ MORE - Bersiap Untuk Menjelang Hari Natal

Hanya Berkat Tuhan Saja Yang Menjadikan Kaya


Kitab Amsal mengajarkan agar kita bekerja keras dan berusaha memanfaatkan kesempatan seperti yang dilakukan oleh kawanan semut (6:6-11). Sekalipun demikian, kita harus senantiasa sadar bahwa kesuksesan tidaklah semata-mata tergantung dari usaha atau kerja keras kita.
Menurut 11:24, "Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan." Hukum ekonomi yang menyatakan bahwa kita akan mendapat keuntungan lebih banyak bila kita melakukan efisiensi dengan menekan pengeluaran tidak selalu terwujud dalam kehidupan. Kehidupan di dunia ini tidak selalu berjalan menuruti hukum alam. Ada hal-hal yang bisa terjadi dalam kehidupan manusia yang tidak selalu bisa dimengerti dengan akal manusia. Kita harus menyadari bahwa Allah bisa melakukan intervensi (campur tangan) terhadap apa yang terjadi di dunia ini, sehingga orang yang memiliki kepedulian sosial tinggi bisa mendapat berkat finansial dan orang yang mementingkan diri sendiri justru mengalami kekurangan.
READ MORE - Hanya Berkat Tuhan Saja Yang Menjadikan Kaya

Mmeahami Berkat Allah


Pemahaman tentang "berkat" dalam Perjanjian Lama (PL) disempurnakan dalam Perjanjian Baru (PB). Dalam PL, sekalipun berkat rohani dikenal, berkat yang diutamakan adalah berkat jasmani. Dalam PB, walaupun berkat jasmani masih tetap ada, berkat yang utama adalah berkat rohani.
Dalam bacaan Alkitab hari ini, berkat Allah yang membuat orang yang memiliki kepedulian sosial menjadi berbahagia adalah bahwa orang itu akan mengalami perlindungan Allah, tidak akan dipermainkan musuh, dan disembuhkan dari sakit (41:2-4). Dalam Perjanjian Baru, melakukan tindakan kepedulian sosial saja sudah membangkitkan kebahagiaan secara rohani. Misalnya, Rasul Paulus mengutip perkataan Tuhan Yesus, "Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." (Kisah Para Rasul 20:35). Saat mengomentari kemurahan hati jemaat di Makedonia yang miskin, namun secara sukarela mengumpulkan sumbangan untuk orang-orang kudus di Yerusalem, Rasul Paulus menyebut apa yang dilakukan oleh jemaat di Makedonia itu sebagai "kasih karunia" yan
READ MORE - Mmeahami Berkat Allah

Hidupmu ditentukan oleh dirimu sendiri


Seekor belalang lama terkurung dalam satu kotak. Suatu hari ia berhasil keluar dari kotak yang mengurungnya, dengan gembira dia melompat-lompat menikmati kebebasannya.

Di perjalanan dia bertemu dengan belalang lain, namun dia heran mengapa belalang itu bisa lompat lebih tinggi dan lebih jauh darinya.

Dengan penasaran dia bertanya,
“Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh dariku,padahal kita tidak jauh berbeda dari usia maupun ukuran tubuh?”

Belalang itu menjawabnya dengan pertanyaan,
“Dimanakah kau tinggal selama ini? Semua belalang yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yang aku lakukan.”

Saat itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang telah membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas.

Sering kita sebagai manusia, tanpa sadar, pernah juga mengalami hal yang sama dengan belalang tersebut. Lingkungan yang buruk, hinaan, trauma masa lalu, kegagalan beruntun, perkataan teman,tradisi, dan semua itu membuat kita terpenjara dalam kotak semu yang mementahkan potensi kita.
READ MORE - Hidupmu ditentukan oleh dirimu sendiri

hidup dalam ketaatan


Demi Allah yang setia, janji kami kepada kamu bukanlah serentak “ya” dan “tidak”. Karena Yesus Kristus, Anak Allah, yang telah kami beritakan di tengah-tengah kamu, yaitu olehku dan oleh Silwanus dan Timotius, bukanlah “ya” dan “tidak”, tetapi sebaliknya di dalam Dia hanya ada “ya”. Sebab Kristus adalah “ya” bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan “Amin” untuk memuliakan Allah.
Kita sering berkata bahwa hal yang paling kita inginkan dalam kehidupan kita adalah untuk mencintai dan dicintai. Namun apakah makna cinta?
Walaupun cinta melibatkan perasaan namun cinta bukanlah perasaan. Saya tahu bahwa saya dicintai saat seseorang melihat siapa saya dan memakluminya. Saya dicintai saat seorang yang lain melihat jauh dari hanya sekedar kelebihan dan kekurangan saya namun juga hakikat kepribadian saya yang unik dan orang tersebut berkata “ya” atas segenap keberadaan diri saya.
READ MORE - hidup dalam ketaatan

Menikmati Hadirat Kuasa Roh Allah


Keluaran 16
“Kata Yesus kepada mereka: “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepadaKu, ia tidak akan haus lagi.” (Yoh 6:35)

Kisah Tuhan menurunkan manna kepada Bangsa Israel merupakan kisah di mana kita pada hari ini belajar untuk mempercayai bimbinganNya hari demi hari. Ketika kita bangun di pagi hari, apakah yang ada di benak kita: pekerjaan yang bertumpuk, beban-beban sepanjang hari, urusan-urusan yang masih terbengkalai? Pernakah terpikir oleh kita untuk memulai hari baru dengan merenungkan kasih Yesus yang telah berkorban untuk kita? Saat orang Israel bersungut-sungut, Tuhan menurunkan manna di perkemahan orang Israel, dan tidak ada satu orangpun yang kekurangan. Dari firman Allah, kita mengenal Yesus sebagai roti hidup, pada hari ini Ia ingin memberikan damai, kasih karunia, penghiburan dan sukacita kepada kita(dengan kata lain menurunkan manna), tetapi bila kita lebih memikirkan kepentingan-kepentingan kita sendiri- kita melibatkan Tuhan hanya unt
READ MORE - Menikmati Hadirat Kuasa Roh Allah

Hati yang bangga akan anugerah


Kita lihat 1 Korintus 1:4-7
(4) Aku senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kamu atas kasih karunia Allah yang dianugerahkan-Nya kepada kamu dalam Kristus Yesus.
(5) Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal: dalam segala macam perkataan dan segala macam pengetahuan.
(6) Sesuai dengan kesaksian tentang Kristus, yang telah diteguhkan di antara kamu.
(7) Demikianlah kami tidak kekurangan dalam suatu karunia pun sementara kamu menantikan penyataan Tuhan kita Yesus Kristus.
Hati bagaimana yang Tuhan kehendaki? Hati yang bangga akan anugerah. Paulus bukan bangga atas prestasinya, Paulus bukan bersyukur atas kerja kerasnya, tetapi Paulus bersyukur atas kasih karunia-Nya. Artinya apa? Atas anugerah, saudaraku yang terkasih dalam Tuhan,
READ MORE - Hati yang bangga akan anugerah

Alasan Untuk Hidup

“Berikan aku satu, ya satu saja, alasan kenapa aku harus terus hidup.....” Rona wajahnya pucat. Dan kedua matanya sembab. Kupandang dia dengan hati yang ter-iris-iris. 
“Berdoa, berdoa dan bermohonlah kepada Tuhan” Jawabku pelan. 
Dia menghela nafas dan berkata: “Ah, sudahlah. Saya merasa bahwa Tuhan itu sudah tuli pada doa-doaku. Tuhan yang pernah bersabda: "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan” toh tidak memberikan padaku apa yang kupinta. 
Tuhan bahkan tak pernah membukakan pintu bagi diriku.” Lalu dia berdiri dan meninggalkan aku sendirian. Kekecewaan telah menjadi beban hidupnya. Kekecewaan telah menyatu dengan hidupnya. 
READ MORE - Alasan Untuk Hidup

1 Jam Berjaga Bersama Yesus

Matius 26:40 Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? 

Ketika kita mendengar ajakan atau perintah dari Tuhan untuk berjaga-jaga, maka ada dua perkara penting yang ingin disampaikan Tuhan kepada kita. Yang pertama adalah kita harus berdoa dan yang kedua adalah kita sedang menantikan kedatangan Kristus kedua kali. Namun didalam realitanya kita terkadang bingung dan tidak tahu apa yang harus kita lakukan. 

Ingat ayat di atas sedang menggambarkan Tuhan Yesus diakhir pelayananNya, bahkan diakhir hidupNya di dalam dunia ini, dimana hal ini haruslah menjadi contoh buat kita semua, karena kita harus menjadi segambar dan serupa dengan Kristus Tuhan kita. 

Keadaan para murid yang sedang tidur adalah keadaan kita sebagai orang percaya yang juga mungkin sedang tertidur. Dan tegoran kepada Petrus adalah tegoran buat kita semua untuk berjaga bersama Dia. 
READ MORE - 1 Jam Berjaga Bersama Yesus

4 Ekor Binatang

Dalam sebuah kapal ada 4 ekor hewan yang menemani seorang nahkoda. Hewan itu ialah ayam, gajah, harimau dan tikus. Suatu hari keempat hewan itu berkumpul dan menceritakan kehebatan masing-masing. 

Kata Ayam : "Aku selalu memberi telur kepada nahkoda kita. Berkat aku, dia dapat makan enak dan bergizi." 

Gajahpun tak mau kalah "Aku kuat, aku selalu membantu nahkoda kita untuk mengangkat barang-barang berat." 

Harimau menimbrung "Kalau aku terkenal sakti dan selalu dapat memenangkan setiap pertempuran, aku selalu melindungi nahkoda kita dari serangan bajak laut dan orang-orang jahat". 
READ MORE - 4 Ekor Binatang

Hidup Dalam Iman

Galatia 3:12-14
(12) Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya.
(13) Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"
(14) Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.

Apa artinya hidup dalam iman? Iman itu tidak bisa dipisahkan dari bersyukur, karena iman itu walauopn saya belum melihat, tapi saya percaya - itulah iman. Jadi, walaupun saya belum melihat, saya sudah bersyukur, walaupun saya belum melihat, saya tidak mau pikirkan yang negative, saya tidak mau pikir yang buruk-buruk. Iman itu adalah ketika saya adalah anak Tuhan, maka apapun yang terjadi, pasti Tuhan akan ubahkan hal itu untuk kebaikan.
READ MORE - Hidup Dalam Iman