Senin, 10 Desember 2012

Hati yang bangga akan anugerah


Kita lihat 1 Korintus 1:4-7
(4) Aku senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kamu atas kasih karunia Allah yang dianugerahkan-Nya kepada kamu dalam Kristus Yesus.
(5) Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal: dalam segala macam perkataan dan segala macam pengetahuan.
(6) Sesuai dengan kesaksian tentang Kristus, yang telah diteguhkan di antara kamu.
(7) Demikianlah kami tidak kekurangan dalam suatu karunia pun sementara kamu menantikan penyataan Tuhan kita Yesus Kristus.
Hati bagaimana yang Tuhan kehendaki? Hati yang bangga akan anugerah. Paulus bukan bangga atas prestasinya, Paulus bukan bersyukur atas kerja kerasnya, tetapi Paulus bersyukur atas kasih karunia-Nya. Artinya apa? Atas anugerah, saudaraku yang terkasih dalam Tuhan,
itu yang menjadi kebanggaan di hatinya. Kebanyakan orang di hatinya, yang dibanggakan adalah penampilannya, itu membuat orang menjadi sombong. Orang yang bangga akan karunia yang ia miliki, itu pasti jadi sombong. Dia gampang menganggap orang lain itu kecil, dia gampang melihat orang lain lebih rendah, dia bangga akan ketenarannya, akan keberhasilannya, akan apa yang dia capai. Gampang sombong, lihat orang lain, dia kecil saya besar, lihat orang lain, dia miskin saya kaya. Lihat orang lain, dia biasa-biasa, saya berpenampilan hebat – inilah yang berbahaya!
Tetapi, kalau kita bangga akan anugerah, kita makin takut untuk jadi sombong, sebab kita tahu bahwa semua dalam hidup kita hanya karena anugerah. Kita sebagaimana kita ada. Itulah yang dikatakan Paulus. Kalau aku ada sebagaimana aku ada sekarang, itu semua hanya karena kasih karunia Allah. Makanya, Paulus katakan; “Dari sekian Rasul, aku adalah Rasul yang paling hina, tapi aku bekerja keras.” (1 Korintus 15:9-10).
Kalau kita percaya akan anugerah, maka yang pertama, kita takut akan Allah. Yang kedua, kalau kita bangga akan anugerah, maka kita pasti bekerja keras, dan kita ingin selalu menyenangkan hati Tuhan. Amin!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar