Senin, 10 Desember 2012

hidup dalam ketaatan


Demi Allah yang setia, janji kami kepada kamu bukanlah serentak “ya” dan “tidak”. Karena Yesus Kristus, Anak Allah, yang telah kami beritakan di tengah-tengah kamu, yaitu olehku dan oleh Silwanus dan Timotius, bukanlah “ya” dan “tidak”, tetapi sebaliknya di dalam Dia hanya ada “ya”. Sebab Kristus adalah “ya” bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan “Amin” untuk memuliakan Allah.
Kita sering berkata bahwa hal yang paling kita inginkan dalam kehidupan kita adalah untuk mencintai dan dicintai. Namun apakah makna cinta?
Walaupun cinta melibatkan perasaan namun cinta bukanlah perasaan. Saya tahu bahwa saya dicintai saat seseorang melihat siapa saya dan memakluminya. Saya dicintai saat seorang yang lain melihat jauh dari hanya sekedar kelebihan dan kekurangan saya namun juga hakikat kepribadian saya yang unik dan orang tersebut berkata “ya” atas segenap keberadaan diri saya.
Sehingga saat kita dicintai itu berarti mendengarkan “ya” yang disampaikan secara tanpa pamrih, “ya” yang tidak bergeming oleh karena segala bentuk perubahan dalam kehidupan. Jenis “ya” seperti ini jelas sangat sulit untuk dibicarakan oleh siapapun juga. Di masa seperti sekarang ini bahkan hal tersebut terdengar hampir mustahil.
Dalam bagian bacaan kita di atas, Rasul Paulus menyampaikan kepada kita bahwa Allah menyampaikan “ya” jenis ini kepada setiap pribadi umat manusia. Di dasar hakikat diri kita ditemukan ungkapan “ya” dari Allah yang tanpa syarat kepada setiap keberadaan diri kita; “ya” seperti inilah yang menjadikan kita pribadi yang hidup.
“Ya” dari Allah pertama-tama diungkapkan melalui kenyataan bahwa kita ada. Dengan menciptakan serta membuat kita ber-ada Allah berkata kepada Anda dan saya: “Aku menginginkan engkau tercipta; engkau sungguh berharga dimataku.” Di sepanjang sejarah yang dikisahkan dalam Alkitab, Allah mengungkapkan “ya” ini dengan terus-menerus menawarkan kepada umat-Nya kepenuhan hidup yang tidak sebanding dengan segenap ketidaksetiaan mereka.
Namun mungkinkah Allah suatu saat menjadi lesu oleh karena penolakan-penolakan kita? Akankah “ya” dari Allah ini akan mencapai ambang batas tertentu? Tidak, kata Rasul Paulus, karena dengan mengutus Anak-Nya yang atas dasar kasih telah memberikan hidup-Nya bagi kita, Allah mengungkapkan bahwa “ya” yang disampaikan-Nya adalah “ya” hingga titik akhir. Jika Anda memberikan hidup Anda bagi seseorang maka Anda telah memberikan segalanya, satu kali untuk semuanya (lihat Yohanes 15:13).
“Ya” yang teguh dan tanpa syarat dari Allah melalui Kristus inilah yang memampukan kita untuk mengungkapkan “ya” sebagai jawaban melalui kehidupan kita. Itulah sebabnya mengapa kemudian Rasul Paulus melanjutkan: melalui Kristus kita dapat berkata “Amin”, dengan kata lain, “ya” bagi segenap kemuliaan Allah. Dan kita mengatakan “ya” ini kepada Allah dan juga kepada sesama umat manusia, dengan jalan memaklumi keberadaan mereka melalui kata-kata dan perbuatan-perbuatan kita.
Ketika kita menemukan “ya” dari Allah dalam diri kita, kita tinggalkan segenap bayang-bayang semu dan masuk ke dalam kenyataan yang sebenarnya. Kita temukan dasar yang memampukan kita untuk menerima siapakah kita apa adanya dan siapakah yang bukan merupakan diri kita, sebagaimana disampaikan dalam Surat dari Kenya. Lebih jauh, kita menjadi insan-insan yang mampu mengasihi sesama dengan tabah. Kita dapat melihat jauh melampaui segenap keterbatasan kita dan menempatkan iman kita dalam “ya” yang telah disampaikan Allah kepada setiap diri umat manusia. Kita dimampukan untuk menyadari dan menghayati pengampunan yang merupakan sisi terjauh dari cinta.
Hidup di tengah-tengah dunia kita saat ini serasa berjalan di atas pasir hanyut. Lebih dari yang lain, saat ini kita membutuhkan insan-insan yang dapat menunjukkan kepada kita landasan yang kuat dengan mengungkapkan “ya” yang bukan merupakan “ya dan tidak”. Jika kita mengakarkan diri kita dalam “ya” dari Allah melalui Kristus maka kita akan menjadi insan-insan yang diharapkan. Bersama-sama kita akan dapat mengubah bumi kita menjadi tempat di mana semua orang merasa nyaman tinggal di dalamnya.
GBU ALL


Tidak ada komentar:

Posting Komentar