Senin, 10 Desember 2012

Hanya Berkat Tuhan Saja Yang Menjadikan Kaya


Kitab Amsal mengajarkan agar kita bekerja keras dan berusaha memanfaatkan kesempatan seperti yang dilakukan oleh kawanan semut (6:6-11). Sekalipun demikian, kita harus senantiasa sadar bahwa kesuksesan tidaklah semata-mata tergantung dari usaha atau kerja keras kita.
Menurut 11:24, "Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan." Hukum ekonomi yang menyatakan bahwa kita akan mendapat keuntungan lebih banyak bila kita melakukan efisiensi dengan menekan pengeluaran tidak selalu terwujud dalam kehidupan. Kehidupan di dunia ini tidak selalu berjalan menuruti hukum alam. Ada hal-hal yang bisa terjadi dalam kehidupan manusia yang tidak selalu bisa dimengerti dengan akal manusia. Kita harus menyadari bahwa Allah bisa melakukan intervensi (campur tangan) terhadap apa yang terjadi di dunia ini, sehingga orang yang memiliki kepedulian sosial tinggi bisa mendapat berkat finansial dan orang yang mementingkan diri sendiri justru mengalami kekurangan.

Adanya hukum rohani yang bertentangan dengan hukum ekonomi sebagaimana diuraikan di atas seharusnya menjadi pendorong bagi kita untuk tidak ragu-ragu melaksanakan tanggung jawab kita untuk membantu sesama kita. Bila kita dengan sungguh-sungguh berusaha melaksanakan kehendak Allah melalui kehidupan kita, tidak mungkin Allah tidak mempedulikan kita. Bila Allah membiarkan (sebagian) anak-anaknya mengalami kekurangan dan penderitaan, Allah pasti memiliki maksud khusus yang mulia dan yang berguna bagi diri kita (bandingkan dengan kisah Ayub). Bila kita bersedia menjadi saluran berkat bagi sesama, Allah pasti akan melimpahkan berkatnya terhadap diri kita.
Amsal 10:22
"Berkat TUHANlah yang menjadikan kaya,susah payah tidak akan menambahinya."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar